Kamis, 12 April 2012

Segumpal rasa untuk 11 April 2012

Last Tweet sebelum Gempa 11 April 2012 :
    “@ArifinKeys
H-6 ada apa ya ? haha... lupa -_-
3:30 PM - 11 Apr 12 via Echofon • Embed this Tweet”
Last mention sebelum Gempa 11 April 2012 :
    “@ArifinKeys
insyaallah ya -_- :D RT: @meiiisarah: Ooh,sip dah . Oleh oleh yaa Нɑнɑнɑнɑ RT @ArifinKeys: mu bwt eKTP deng -_- RT: @meiiisarah: @
3:29 PM - 11 Apr 12 via Echofon • Embed this Tweet”
Itulah akhir aktifitasku di Twiiter saat gempa yang berkekuatan 8,9 skala richter yang berpusat di sebelah barat Aceh mengguncang kota Banda Aceh dan sekitarnya. Awalnya aku pikir gempa itu ngga akan lama, tapi ternya salah. Getaran dan guncangan yang dahsyat itu terjadi lebih dari satu menit, ditambah tempat tinggalku yang terhitung dekat dengan pantai mengingatkanku akan kejadian Tsunami delapan tahun yang lalu, aku memang tidak merasakan bagaimana tsunami itu terjadi, namu video amatir yang pernah aku tonton cukup menjadi gambaran yang pahit untukku. Aku berada dirumah bersama kakak ketiga ku “Puteri Nahrisah”, Ayah dan seorang rekan ayah yang aku panggi dengan sebutan “Om Fery”. Aku sangat bersyukur, Allah benar-benar menyayangi umatnya, seandainya ayah ngga ada diBanda Aceh, mungkin aku bingung sama keadaan seperti ini. Aku hanya berdua dengan kakakku, kakakk pertamaku “Miftahurrahma” sedang kerja di kampus AKAFARMA yang bertempatkan di Peuniti. Saat gempa terjadi dengan cepat aku berjalan menuju pintu ruang tamu dan segara menuju jalan raya, aku melihat kearah laut dan kemudian aku kembali kepagar rumahku, aku menyuruh ayah yang sedang berteduh diteras  untuk segera keluar, karena rumah kami bersebelahan dengan ruko berlantai 3. Memang bencana datang tanpa sepengetahuan kita, gembpa membuat kakakku dan teman ayah yang lagi tidur terbangun dan panik, namun setelah gempa, aku masuk kedalam rumah mengambil sendal kakakku, charger dan ikat pinggangku dan menyegerakan lari menuju mobil yang terparkir dijalan raya. Gempa yang baru saja terjadi dalam hitungan detik yang lalu mampu membuat keadaan jalan disekitar rumah kami yang berada diLampaseh macet berat. Dalam perjalanan melarikan diri, aku melihat kearah belakang, aku takut dengan isu tsunami yang kembali memakan korban kembali terjadi,   rasa takut yang aku rasakan ngga mampu aku tutup-tutupi lagi, beberapa polisi yang bertugas menyuruh kami dan pengendara kendaraan bermotor lainnya melawan arus jalan karena padatnya jalan, sesekali aku melihat kedepan dan menekan no Ibu atau adikku yang berada dikota Lhokseumawe, tapi saat aku melihat kebelakang dan merasakan angin yang tertiup sedikit kencang membuatku harus menekan no kakakku yang sedang beraktifitas diluar rumah, namun lagi-lagi ngga ada sinyal jadi saat sinyal ada, sesekali pesan mulai masuk satu-persatu, tapi percuma, aku ngga bisa balas, karena rata-rata pesan yang masuk menanyakan keadaanku dan keluarga.  Sampailah kami di simpang surabaya dekat toko distro adik Ibuku, karena bensin mendekati garis E jadi kami beristirahat sejenak dipinggiran toko-toko sekitar lampu merah diSimpang surabaya. Setelah keadaan lalulinta sedikit mengendur alias sudah kembali lancar dari jalur kota Banda aceh, kami memilih setelah mengisi bensin nanti kembali kerumah. Diperjalanan kembali kerumah kami melihat beberapa orang kembali jalan melawan arus karena mendengar bocoran pipa dikawasan peuniti, namun kami mengabaikan hal tersebut dan bersegera kembali kerumah. Sempailah kami dirumah, Lampaseh yang sebelumnya ramai kini terlihat seperti sebuah kawasan yang mati. Disamping padamnya arus listrik, kembali terdengar isu tsunami, sehingga membuat aku dan kakakku yang sedang melihat rumah kami bagian lantai dua-nya sudah retak bersegera kembali menuju keluar rumah dan mengunci pintu, kami melakukan perjalanan ke kampung ayah di Lubuk Aceh Besar untuk menitipkan kakakku, karena hari itu juga aku, ayah dan temannya akan keLhokseumawe, namun diperjalanan kami tetap mencoba menghubungi kakakku yang pertama yang entah kemana dia saat itu. Diperjalanan gempa susulan dengan kekuatan 8,6 skala richter membuat kami berhenti dipinggiran taman sari, kami mengira ban mobil bocor, namun saat melihat warga sekitar berlarian dan tiang-tiang bergoyang kencang kami terkejut bahwa itu gempa, dan lagi-lagi kami harus terjebak macet hingga daerah Lambaro dalam hitungan waktu yang cukup lama. Aku dan kakak cukup gelisah memikirkan kakak kami yang keberadaannya ngga jelas dimana. Namun saat kami sampai disalah satu rumah adik ayahku di Lubuk Aceh Besar, Alhamdulillah, ternyata kakakk pertamaku juga berada ditempat yang sama, karena lampu masih padam dan saat itu magrib, jadi kami ngga ngeliat ada motor dan helm-nya disitu. Aku benar-benar bersyukur kami bisa bersatu hari itu, dan akhirnya aku bisa ke Lhokseumawe dengan tenang. Aku menumpahkan perasaanku di akun twitterku
    “@ArifinKeys
Ya Allah... banda aceh. baru x ni ngerasain dikejar2 sm isu tsunami. Rumahku :(
9:10 PM - 11 Apr 12 via Mobile Web • Embed this Tweet”.
Namun tanggal 11 April 2012 menjadi pengalaman pahit namun berarti untukku.

Kamis, 05 April 2012

Questioner

Kamu tu suka ilfeel sama orang karena apa ?

    ilfeel, kalau ditanya masalah ilfeel gini kayanya pikiran aku melayang ke yang negati-negatif-an nih. Haha.. Forget it, aku ilfeel sama orang yang ngga pernah shalat, ciee.... sok alim, readers boleh aja nilai aku sok alim, tapi benaran aku ilfeel sama orang yang ngga shalat. Why ? Karena menurut aku orang yang shalat itu imannya kuat, hatinya tu mudah luluh, dan kalau hatinya aja udah luluh apa lagi sikapnya, ya ngga ? tapi kembali lagi sama diri orang itu sendiri, ingat! itu ciri orang shalat, kalau ngga shalat ya kebalikannya dong. Kalau dia ngga pernah shalat artinya air wudhu ngga pernah ngebasahin tubuhnya orang itu. Oke, selain itu aku juga ilfeel sama seseorang yang BERMUKA DUA, ya dong, selain ilfeel aku juga super duper benci sama orang yang kaya gitu, gimana ngga, dia ngatain yang baik didepan, nah, dibelakang ? mungkin kata “mampus lo” yang bakal mewakili 1001 hinaannya dia. Don’t ever try it ya guys :).


Apa impian kamu yang belum terwujud?

     Impian, suka banget sama pertanyaan ini, aku kasi jempol dulu ya sebelumnya buat questioner . Yang jelas banyak impian yang belum terwujud sejauh ini, salah satunya ngebahagiain orang-orang yang aku sayang. That’s My biggest wish, tapi aku belum tau harus ngebahagiain mereka gimana, I don’t have anything, that’s why  . Jadi ingat Agnes Monica waktu The Vox populi The Shorty Award at the awards, When she’s climbing the podium on the stage, went straight Agnes short speech, dia bilang gini disela-sela short speech-nya “A lot of people Gives up dreaming let alone believing the dreams. But here I am, making it happen”, it means NEVER GIVE UP sama impian-impian kita, kan kata mba’ Agnes “Dreams, Believe and Make it Happen”, jadi dengan keyakinan yang kita punya, mungkin impian kita akan terwujud :).


Kalau lagi marah sama orang kamu tu gimna ?

    Berat, tapi memang harus jujur sama readers semua. Menurut aku, aku typical orang yang mudah marah dan vengeful alias suka nyimpan dendam, tapi semua itu mudah clear kalau mereka kembali baik sama aku. Aku bukan typical laki-laki yang suka kekerasan, lol... tapi kadang main tangan juga kalau uda super panas, apalagi kalau kuku lagi tajam-tajamnya, aku ngga narik kerah baju lawan buat nyeret dia menjauh, tapi mukanya yang aku cakar trus terserah hati berkata apa mengenai wajah orang yang udah ada dalam genggaman kukuku mau dilempar kemana, cuma mau bercerita sedikit, itulah pengalaman aku waktu kelas VII SMP dulu. Cukup itu sekali pertengkaran yang hebat yang pernah terjadi sama aku, selama aku masih bisa sabar semua itu aku pendam, lama-lama juga hilang kok . Dan point penting, aku beda dirumah sama diluar, kalau dirumah aku anaknya ribut, bisa dibilang talk more do less, dan aku juga anaknya pembangkang. Nah, kalau diluar atau disekolah aku mah anaknya diam, kalau diejek2 malah aku diamin dan balas dengan senyuman manis dan tersipu malu sama hinaannya, padahal dikepala, tanduk merahku udah keluar. Tapi kayanya itu ngga berlaku lagi, kalau dia malu-maluin aku dihadapan banyak orang, aku juga bakal ngelakuin hal yang sama :).


Cewe idaman kamu gimana ?

    Tajir, cantik, pintar, nggak kampungan. Haha... It was kidding, readers :D, cewe idaman aku yang pertama orangnya solehah tapi ngga kaya ustadzah juga, tapi yang ordinary lah, yang punya inner beauty yang terjaga, pintar menjaga diri dan pastinya pengertian, ngga sombong, baik, lembut dan bukan seorang wanita yang suka mengupat orang lain. Tapi sebenarnya siapapun cewe itu, kalau udah cocok no problem aja, selama ngejalaninya enjoy, why not ? :).


Teman seperti apa yang kamu impiankan ?

    Memilih teman itu “HARUS” buat aku. Kenapa ? aku pernah membaca sebuah artikel dari an eHow Contributor di www.ehow.com , kata-katanya yang sangat menarik adalah there is nothing better than being surrounded by good friends. You may look at some people and their friends with envy as they chat away happily and participate in activities together. It may be hard to figure out where to start in your search for good friends. There are many things to keep in mind when choosing people to consider as friends. So, the point is mencari teman itu adalah poin penting dalam kehidupan, terutama aku. Aku sempat nanya sama diri sendiri, kenapa aku milih-milih teman, tapi sebenarnya aku ngga milih-milih teman seperti yang sebagian orang bilang aku milih teman dari sisi material, “NGGAK”. Buat aku, orang-orang yang mempunyai geng yang dipandang atau familiar dikalangan teenegers dimana mereka memilih anggotanya hanya meliahat dari sisi material dan kekpopuleran yang dimiliki anggotanya, nah, saat mereka terbentuk dengan anggota yang sangat terbatas karena mereka memilih anggota dalam berteman, jadi kalau mereka mau berpergian mesti sama anak-anak geng-nya, mau nongkrong juga sama anak-anak geng-nya, sehingga geng mereka dikenal. Oke, mereka boleh berbangga diri, tapi masyarak menilai, ngga usah jauh-jauh, contohnya aja aku sendiri, aku ngga suka kalau ngeliat sebuah komplotan anak-anak yang gaul-nya tu berlebihan alias 4L4Y, yang kalau aku liat ya agak risih gitu sebenarnya, persisnya aku bosan, kesannya, eh...kasian banget ya mereka, mereka tajir, gaul, gadget-nya mahal punya, tapi liat deh, teman mereka cuma... (1,2,3,4,...*ngitung*, “mungkin maksimalnya 12orang”), aku sih ngga ngarap mereka narik aku jadi anggotanya, come on, sekarang siapa sih yang harus dibilang ngga pintar bergaul?, temannya cuma segitu ? tapi kan mereka anak-anak yang dipandang mewah, nah, bagaimana dengan orang yang ngga milih-milih teman dalam bergaul, mau miskin, kaya, jelek, keren, cantik, ganteng, unyu,  ah, pokoknya rame deh. Padahal orang ini ngga milih teman, nah, keuntungannya ngga milih teman itu...?  Menurut aku ya, kalau suatu hari kamu kecelakaan atau jatuh sakit, banyak yang mau ngunjungi kamu, ngasih buah-buahan, dan ada juga yang ngatain “RIP to you” eh... hehe... Jadi itulah satu dari ribuan untungnya ngga milih teman, kalau aku milih teman yang baik, yang bisa membawa aku kepada hal-hal yang belum pernah aku jumpain, and exactly, hal itu adalah hal-hal yang baik untuk aku. Dan untuk teman, bebas, siapa aja bisa dan boleh jadi teman aku, aku harap kalian pun begitu . Tapi ingat kata-katanya “Uk life coaching”, mereka bilang “Your Friends Control Who You Are – so choose them Wisely” :).


Siapa orang yang memotivasi kamu dalam segala hal ?

     My Mom is one of Motivator in My life, she knows what I don’t know. Selain Ibu, orang yang memotivasi aku adalah beberapa orang yang terdahulu sukses dari pada aku, mereka itu banyak dan ngga bisa aku sebutin satu persatu dalam buku autobiografi ini. Memang sejauh ini aku belum sukses, kedepan ? wallahu’alam alias hanya Tuhan yang tahu, tapi walaupun aku belum sukses aku tetap nyebut mereka motivator aku, karena buat aku motivator itu ngga Cuma ngasih inspirasi aja, tapi mereka juga bisa jadi pendorong spirit kita layaknya vitamin, selain itu biasanya motivator punya banyak pengalaman yang bisa jadi cerminan untuk kita. Makanya wanita yang melahirkan aku kujadikan My best motivator EVER :).

Senin, 26 Maret 2012

About Me


I'M MUHAMMAD BUSTANUL ARIFIN as ARIFINKEYS :)
         
              Medan, 9 januari  1994 pukul 23:00. Tepat pada saat itu dengan izin Tuhan aku dilahirkan oleh Ibuku dirumah Bidan Nani, pasar dua Komplek Marelan. Namaku Muhammad Bustanul Arifin, anak laki – laki pertama dari pasangan Sofyan Rasyid S.E dan Dra. Puridawati,  aku anak ke-4 dari lima bersaudara. Kakak pertamaku bernama Rukniza,lahir di Banda Aceh 25 Februari 1988, pendidikan terakhirnya SMK dan wafat saat berumur 16 tahun pada tanggal 26 Desember 2004 silam. Kakak ke-2 bernama Miftahurrahmah, lahir di Banda Aceh 16 November 1990, pendidikan terakhirnya D3 Akademi Farmasi dan Makanan. Kakak ke-3 bernama Puteri Nahrisah, lahir di Banda Aceh 25 Juli 1992, pendidikan terakhirnya SMA. Dan adikku yang bernama Aby Zar, lahir di Medan 17 Agustus 1999, pendidikan terakhirnya SD. Puji Syukur aku ucapkan kepada Tuhan yang maha Esa, yang mana telah mengizinkan aku untuk hidup dan berkembang di bumi-Nya. Memiliki keluarga dan hidup serba berkecukupan adalah sebuah alasan yang tak mampu membuatku berhenti untuk mengucapkan terimakasih kepada Tuhan.
            Hal terindah yang pernah aku gapai saat kakiku menginjak permukaan bumi ini adalah dapat melihat matahari terbit hingga terbenam, merasakan dinginnya hujan dimalam hari, dapat berpikir hingga aku mampu bermimpi, aku juga dapat melakukan apapun yang aku inginkan, sehingga aku menjadikan hal - hal buruk yang telah terjadi di hari kemarin bahkan hari ini sebagai pelajaran untuk hari esok. Tuhan tidak menciptakan kita untuk berdiam dan pasrah didunia ini, untuk itu Tuhan memberi kita kelebihan berpikir,  pikiran yang kita miliki mampu menciptakan mimpi – mimpi indah, setiap mimpi mempunyai jalan untuk menggapainya, hanya saja tak ada jalan yang tak memiliki rintangan. Ya, sebagai manusia normal, aku punya mimpi dan impian, tapi entahlah, mungkin mimpi dan impian itu belum bisa aku publikasikan didalam autobiografiku ini. Mimpi dan impianku tidak datang  begitu saja, pastinya aku memiliki hobi yang tak jauh dari mimpi dan impianku. Salah satu hobiku adalah menulis, setiap karya yang aku ciptakan tak luput inspirasinya aku dapatkan dari pengalamn pribadai, film, dan lagu – lagu yang aku dengar. Lagu, wah... entah mengapa aku mencintai setiap lirik dan nada yang indah, mereka begitu kompak, setiap telinga ini mendengar mereka berkolaborasi , entah mengapa rasa tidak semangatku mampu mereka hapus begitu saja. Well, I am music lover and I love every tone that sounded :)


Pre Elemantary School ( 1998-2000 ) TK. Melati Medan


Masa kecil yang kurang mengesankan di TK. Melati, TK. Melati ini terletak dekat dengan tempat tinggalku di Jalan Sumbawa 1 Pasar 3 kelurahan Rengas Pulo No.118 Komplek Marelan Indah Medan, Sumatera Utara, waktu itu tahun 1998, awal aku menduduki bangku dan meja  mungil berwarna warni dengan siswa-siswi yang mukanya masih asing buat aku. Sebelum kami masuk ruang kelas kami berbaris didepan kelas sambil bernyanyi dan mengelilingi macam-macam mainan di TK, kemudian masuk ke kelas, duduk dan langsung membaca doa,  seperti itulah hari-hari seterusnya. One day waktu pembagian seragam sekolah aku enggak kebagian, sampai akhirnya mata aku berkaca-kaca dan nggak lama kemudian air mata pun keluar, padahal sebab aku belum bisa mendapatkan seragamnya karena aku masih dikelas play group, yah namanya juga masih kecil, mana tau yang gituan, akhirnya cuma gara-gara tetesan air mata itu aku bisa dapat seragamnya lebih awal dari pada teman-teman playgroup yang lain. 
Ada satu kisah waktu aku masih TK, waktu itu aku cuma berdua sama Ibu dirumah, sedangkan kakak-kakakku sekolah dan ayah dikantor, aku main di mesin jahit, Ibuku lagi nerima tamu, jadi sangking penasarannya sama jarum dimesin jahit itu aku ngejahit salah satu jariku sendiri, dan gilanya tusukan yang aku rasain gak cuma sekali, bisa jadi mungkin tiga kali, layaknya anak kecil, aku pasti nangis tapi herannya sebelum nangis dengan suara yang besar aku sempat diam mendesah dan bertanya kenapa sakit, baru lah suara tangisan memanggil Ibu keluar dengan volume yang kencang.
TK adalah masa kecilku, lingkungan yang sepi membuatku berdiam diri dirumah sedangkan teman sekelas yang tinggal jauh membuatku jarang bermain. Tapi semua orang senag dengan aku dan kakak-kakakku, karena kami tergolong anak-anak yang bersih terhadap lingkungan, itu semua berkat bimbingan sang Ibu tercinta yang selalu merawat dan memberi yang terbaik untuk anak-anaknya. Waktu kecil, aku adalah anak yang sangat membangkang, terutama sama orang tua, mulut ini suka menghina orang tua, gigi susuku suka mengigit tangan Ayah,  tanganku suka merusak barang-barang disekitar khususnya lemari es, dan kakiku suka menendang orang tua, semua itu aku lakukan karena permintaanku yang sulit mereka kabulkan.
Waktu aku dan keluargaku masih tinggal diMedan kehidupan kami tergolang sederhana, bahkan sempat jatuh miskin bebera bulan ketika aku dilahirkan, bayangkan gaji ayah cuma 75.000,-/bulannnya untuk membiayai istri dan empat orang anaknya, ayah kekantor dari pagi dan kembali kerumah dimalam hari dengan vespa kesayangannya, dan kadang-kadang Ibu dapat kiriman uang dari kampung halaman diAceh, dari situlah sumber kehidupan kami disamping minimnya gaji Ayah. Tapi alhamdulillah waktu aku TK gaji Ayah kembali stabil. Sampai diakhir pertengahan tahun saat aku TK Ayah ditugaskan ke kota Lhokseumawe di Aceh, waktu itu masa-masa ributnya Aceh.
Karena Ayah ditugaskan diAceh aku dan keluarga jadi jarang bertemu dengan ayah, apalagi karena kasus GAM, Ayah jadi susah untuk balik ke Medan. DiMedan kami tinggal dengan seseorang wanita yang membantu Ibu mengerjakan pekerjaan rumah, tapi suatu hari wanita itu lari dari rumah, dia meninggalkan surat yang isinya dia gak sanggup lagi tinggal dengan keluarga kami, mungkin karena pekerjaannya selalu mengecewakan Ibu sehingga Ibu jadi sering menasihatinya. Hari itu benar-benar membuat keadaan rumah tak terkendali, Ayah yang jauh disana pasti bingung juga sama kejadian itu, lebih lagi malam harinya lampu padam, Ibu tinggal sama keempat anaknya yang masih kecil.
Ada lagi kisah yang lain. Waktu itu tanggal 17 agustus 1999, masa-masa terakhirku di TK,  hari itu kelasku diundang oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Medan untuk paduan suara. Jadi, sepulang dari RRI, dua orang kakakku menjemputku dari sekolah, sedikit terkejut waktu aku turun dari bis. Mereka langung memanggil aku dan mengatakan kalau sekarang aku udah punya teman, kata-kata itu masih sedikit membingungkanku. Sesampainya aku dirumah aku masih belum menemukan jawabannya. Yang aku lihat disekitaranku adalah orang-orang dewasa. Dalam hatiku, apakah ini yang mereka bilang teman ? tentu aku gak suka itu, karena aku benci dengan keramaian.
Tapi ternyata jawabanku salah, 17 agustus adalah hari republik Indonesia meraih kemerdekaan, saat itu juga Ibu dan Ayahku dikaruniai seorang anak laki-laki dan tentu saja dia adikku, dia perantara Tuhan untuk mengakhiri statusku sebagai anak bungsu dan menjadi seorang abang. Tapi sayang, waktu kelahirnya sedikit menyedihkan. Ayah nggak ada ditempat waktu kelahiran anak bungsunya, dan adikku lahir dalam keadaan tidak normal dibagian kakinya, kakinya membengkok ke satu arah yang sama, kaki kirinya menghadap kekanan dan kaki kanannya menghadap kekiri. Tapi apalah arti ketidak normalan kakinya dibandingkan dengan keselamatannya, karena kata Ibu kelahiran adik sedikit susah disebabkan ia terlilit tali pusat, tapi alhamdulillah ia lahir dengan selamat.
Tibalah tahun 2000, waktunya aku dan keluarga pindah ke kota Lhokseumawe tempat Ayah bertugas. Aku lihat banyak tetangga yang hadir dirumah, mereka memberikan beberapa kenang-kenangan untuk kami, dan juga ada Ibu-ibu yang nangis karena kepindahan kami ke Aceh. Dulu, aku lebih memilih tinggal diAceh, entah kenapa waktu itu Lhokseumawe sangat berkesan buat aku, mungkin karena dulu aku pernah dibawa ayah berlibur ke sana. Apa lagi waktu liburan itu lampu dikota Lhokseumawe lagi padam sambil menikmati hujan dimalam hari bersama ayah dan kakakku, saayang Ibu diMedan gak bisa ikut karena adikku masih bayi.

Elemantary School ( 2000-2006 ) SD Negeri 2 Lhokseumawe


Sampailah kami dikota Lhokseumawe. Menempati rumah dinas yang ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan rumah sewaan diMedan. Rumah dinas yang kami tempati saat itu terletak di Jalan Merdeka Lorong Bahari Komplek Pelabuhan Mongeudong No.4, rumah ini dari kantor PT. Persero Pelabuhan Indonesia 1 kota Lhokseumawe tempat ayah bekerja. Kantor itu terletak didaerah Krueng-geukueh yang pastinya sedikit jauh dari rumah kami.
Hari pertama aku masuk sekolah, anak-anak dikota ini sedikit heran dengan cara aku berbicara, logat Medan yang khas dengan kata ‘kau’ membuat mereka diam, mereka pikir aku berbicara kasar, tapi karena aku seorang pendiam jadi tidak terlalu dekat dan banyak bicara sama mereka. Masa-masa di SD juga tidak terlalu berkesan, mungkin sedikit berkesan waktu aku duduk dibangku kelas VI SD, diakhir masa SD aku dan beberapa temanku sering bermain sepeda bersama. Nama temanku itu Muhammad Kairulreza (Reza) dan Fachrul Rozi (Ozi). Reza sekarang kuliah Di IT Surabaya, masa SMA-nya Cuma dua tahun diModal Bangsa, sedangkan Ozi sama seperti aku, masih meggali ilmu diSMKN 1 Lhokseumawe. Aku dan Reza anggota drumband, kami bergabung dengan komunitas drumband SDN 2 sejak kelas IV SD, dari kelas IV sampai kelas V aku dan Reza memainkan alat musik pianika dan dikelas VI aku memegang alat senar, sedangkan Reza trio. Drumband sekolah kami selalu mendapat pringkat terbaik 3 besar selam 3 tahun berturut-turut, selain skil bermain kami bagus, juga tema kostum yang kami gunakan menarik perhatian audience, karena bertemakan Inggris mix Indonesia :D.
            Begitulah masa SDku, tak begitu berkesan namun menjadi pelajaran tersendiri. Balik saat duduk di Bangku SD kelas IV, ini mengenai Tsunami, mungkin waktu itu adalah hari – hari terakhir sebelum ujian kenaikan kelas. Minggu, 26 Desember 2004, gempa terjadi pada waktu 7:58:53
WIB. Pusat gempa terletak pada bujur 3.316° N 95.854° E: 3.316° N 95.854° E kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer. Gempa ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini merupakan gempa Bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Aceh, Sumatera Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.
Gempa yang mengakibatkan tsunami menyebabkan sekitar 230.000 orang tewas di 8 negara. Ombak tsunami setinggi 9 meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Lanka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar. Begitulah kurang lebih gambaran mengenai tsunami. Lhokseumawe salah satu kota kecil yang diterjang tsunami, eh... tapi bukan tsunami sebesar yang terjadi di Banda Aceh, air lautnya naik hampir seperti banjir besar, tapi nggak ada korban jiwa dikota ini. Karna nggak parah, jadi aku biasa aja nanggapi bencana itu, hanya trauma saat gempa. Nah, keesokan harinya datanglah kabar – kabar yang buat keluaga aku jadi ketakutan, saat itu telepon ngga bisa dipergunakan alias jaringan teleponnya kosong, mau nelpon kakak aku yang lagi sekolah di Banda Aceh ngga bisa, jadi kami tau informasinya melalui media baca sama TV. H+2 setelah tsunami, sepulang sekolah aku ngeliat Ibu uda berbaring lemas sambil nangis dipinggir pintu, ditambah tetangga pada datang, jelas aku bingung. Selidik-selidik, ternyata kakakku hilang karena tsunami.
Akhirnya hari itu juga ayah pulang kerja lebih cepat dan keesokan harinya ayah on the road ke Banda Aceh, ehh... masalahnya nambah ni, ayah jadi susah dihubungi. Jelas, hati Ibu jadi makin risau, akhirnya, aku sekeluarga sama adik ayah on the road ke Banda Aceh juga. Alhamdulillah kami masih bisa bertemu sama ayah dirumah salah seorang family-nya ayah. Setelah beberapa hari hingga diperbolehkan masyarakat masuk kawasan Banda Aceh, aku dan keluarga akhirnya mengunjungi pusat kota Banda Aceh yang masih terlihat mayat-mayat terdampar. Sedih, itulah kata yang mewakili perasaanku yang lain, betapa tidak, kadang salah satu dari mereka adalah kakakku. Tapi waktu itu dalam pikiranku kakakku belum meninggal, tapi terdampar, ternyata sekian lama menunggu, dia ngga juga kembali dan nama dia tidak termasuk kedalam korban yang selamat. Ya... yang bisa aku lakukan hanya berserah diri kepada Tuhan, Dialah yang maha kuasa dan maha mengetahui.
Hari demi hari kami lalui, semua kegiatan kembali berjalan normal. Namun tetap saja, kepergian kakak masi belum bisa dilupakan, kami juga sesekali mengadakan doa bersama untuk kakak, tapi hingga detik ini aku kan terus mendokan kakakku, agar iya selamat iman dan diterima disisi yang Maha Esa J. Well, langsung aja, masa SD bakal berakhir, dan ya ... ga sabar pengen make baju puti biru dengan dasi yang waktu itu rasanya kalo make baju gituan uda dewasa, lol :D. Dan ... alhamdulillah, semua siswa/i SD Negeri 2 Lhokseumawe lulus 100%, and we’re ready to go to SMP zone ;D  hhe...

Junior High School ( 2006-2009 ) SMP N 1 Lhokseumawe


SMP yang mempunyai gelar sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN) ini adalah sekolah terfavoritnya anak-anak yang tinggal dikota Lhokseumawe dan sekitarnya, Ya tentu dong ... :). Walaupun sekolah ini mempunyai halaman yang serba pas-pas_an, tapi sekolah ini selalu memberikan yang terbaik setiap tahunnya. Inilah sekolah yang paling aku cintai, walau anak-anak disekolah ini berdominan anak Pejabat, tapi bukan merupakan suatu alasan untukku berdiam. Sempat diejek kuper namun aku merubah gaya kehidupanku. Hingga suatu saat sangking pergaulanku tak terkendalikan, Ibuku angkat bicara kalau Ibu nggak suka sama cara aku bergaul. Ibu ngga melarang aku untuk bergaul, tapi aku yang ngga pintar dalam bergaul. Apa yang temanku lakukan, itulah yang aku perbuat, sampai-sampai aku jarang berada dirumah apalagi setiap sore, aku juga ngga jarang melawan kata-kata orang tuaku. Untuk itu, peringkatku diSemester ganjil kelas VII-4 sangat buruk, peringkat yang aku peroleh adalah peringkat 26 :/. Tapi Ibu gak marah, hanya saja sedikit nasehat dan aku pun merasa malu atas apa yang aku peroleh. Aku rasa peringkat itu wajar untuk aku dapatkan, karena pergaulanku yang benar-benar rusak, aku pun berteman dengan anak-anak yang suka pacaran, jadi aku sering melihat perlakuan yang tak sepantasnya, tentu hal-hal seperti itulah yang membawa dampak buruk dalam pergaulanku.
Tapi disemester ke dua peringkatku naik drastis, yaitu peringkat ke 6, Alhamdulillah :), tapi yang namanya manusia aku ingin mendapat lebih dari itu, hanya saja aku nyadar diri, jadi ngga mau terlalu berharap. Nah, tibalah kenaikan level kelas, ternyata aku duduk dikelas VIII-4. Disini aku dapat teman-teman yang kecee kompak dan tidak sombong, walau ada beberapa teman yang membuat grup atau geng sendiri tapi kekompakan tetap aja berjalan. Sayangnya peringkat aku disemester ke tiga kembali turun menjadi peringkat 11, dan saat disemester empat peringkat aku kembali turun menjadi peringkat 15. Sesuatu yang menabjukkan, kini aku berada disemester ke lima dikelas IX-8. Namun karena kebanyakan dari teman-teman yang sekelas dengan aku, aku jadi berinisiatif untuk pindah kelas ke kelas IX-9. Awalnya memang konyol, tapi inisiatif untuk pindah kekelas yang terakhir ini sudah aku pertimbangkan dengan matang. Dan akhirnya aku mengurus absen dan melapor dengan seorang guru untuk pindah kekelas IX-9. Banyak orang yang bertanya kenapa aku mau pindah kekelas yang paling akhir ? ok, aku pindah kekelas IX-9 karena banyak teman-teman yang aku kenali, dan gak kalah banyak juga teman-teman yang senang dengan kedatangan aku dikelas mereka, hehe... Disamping itu, mereka juga punya satu bangku yang kosong. Nah, kebetulan bangku yang kosong itu letaknya disamping bangku teman dekatku waktu dikelas VII-4 dulu, namanya Teuku Anshar. Jadinya aku duduk semeja dengan pemuda itu lagi. Awalnya kami berdua dikenal anak yang pendiam dan kurang pergaulan, namun karena efek duduk dibelakang dua cewek kecee, jadi virus kecee-nya nyebar kekami dah, tapi  walaupun pergaulan kami jauh berbeda dengan sebelumnya, kami tetap bisa menjaga sikap dan pastinya, hal-hal yang kami lakukan tetap gak luput dari hal-hal yang positive, Oh, hampir aja aku lupa kenalin sama pembaca nama dua cewek kecee itu, mereka Nandira Syahnaz dan Dini Andriani. Banyak kenangan diantara kami berempat, wah... rasanya rindu dengan mereka dan teman-teman SMP dulu. 
Dini Andriani - Nandira Syahnaz - Teuku anshar - M. Bustanul Arifin (vacation at Jomblang in Lhokseumawe city )

Bicara tentang teman-teman SMP, disemeter kelima ini, Alhamdulillah aku dapat peringkat 4, temanku Teuku Anshar dapat peringkat ke-2, Nandira pertama dan Dini ke-3. Ini yang membuat para guru curiga dengan kami berempat, hehe... tapi inilah kami, kompak kan ? Nah, selain mereka bertiga, masih banyak lagi teman-teman SMP yang sangat berkesan yang ngga mungkin aku sebutin satu persatu. Pokoknya mereka adalah teman-teman yang hingga detik ini belum bisa tergantikan kompaknya. Sekarang kita lanjut kesemester 6, yaitu semester terakhir di bangku SMP. Disinilah mulai punya rasa yang biasa disebut dengan “nano-nano”, maksudnya ada rasa takut sama Ujian Negara, rasa senang karena bakal jadi anak SMA, rasa sedih harus pisah dengan guru dan teman-teman, juga rasa penasaran dengan yang namanya soal U.N dan Independent Team saat U.N berlangsung. Selama ini aku hanya mendengar dari kakak-kakaku tentang Tim Independen yang katanya penjagaan mereka sebelum berlangungnya U.N itu sangat ketat. Disemester akhir ini mulailah kegiatanku yang super ekstar belajar dimulai. Mulai dari les private matematika sampai les wajib disekolah. Memang setiap akhir semester itu kegiatan sangat melelahkan, siswa mana yang berani bilang ngga ?, kecuali siswa itu benar-benar ngga memperhatikan pendidikannya sendiri. Walau dibebani dengan belajar, belajar, dan belajar, waktu untuk nonton, jalan dan ngumpul bersama teman-teman sekelas pasti tetap rutin kami kerjakan. Lho, aku rasa wajar kok, ini yang namanya masa-masa remaja. Masa remaja kan ngga datang buat berkali-kali, jadi harus dimafaatkan sebaik mungkin, haha...
Ini dia, detik-detik menuju Ujian Negara tahun 2009 dimulai. Disekolah-sekolah mulai mengadakan do’a bersama, ngga terkecuali SD dan SMA. Beberapa masjid di kota Lhoksemawe juga dipadati dengan siswa/i yang akan mengikuti U.N. Tapi karena sekolahku setiap hari jumat mengadakan baca Yasin bersama dihalaman sekolah, jadinya doa bersama untuk siswa/i yang akan mengikuti U.N diadakannya disekolah kami langsung. Singkat cerita, waktu U.N berlangsung kami ngejalaninya dengan enjoy dan alhamdulillah siswa/i SMPN 1 Lhokseumawe lulus 100%. Nah, layaknya seperti siswa/i SMP lainnya, aku  pasti punya keinginan buat ngelanjutin pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi alias SMA. Dan waktu itu, SMA – SMA yang aku daftar adalah SMAN 1 Lhokseumawe, SMA Modal Bangsa, dan SMAN 1 Banda Aceh. Sayangnya, aku lulus di SMA terfavorit di Lhokseumawe dan Banda Aceh, dalam arti lain, aku ngga lulus di Modal Bangsa, oke, itu bukan hal yang buruk sih. Tentu aja dong, diluar sana banyak anak yang kepengen mauk ke SMA favorit,  karena dimana – mana yang nomor 1 itu is the best , jadi aku patut berbangga diri bisa masuk ke SMA  yang difavoriti sama anak-anak di kota Lhokseumawe dan Banda Aceh.


Nah, setelah dinyatakan lulus di dua SMA tersebut, ini dia, saatnya harus memilih SMA mana yang bisa merevolusi diri aku, eh,,, jangan ngayal ke masa revolusi dulu. Ehem,, maksud aku sekolah yang dapat merubah total seorang Bustanul yang ... jujur ya, yang rada manja menjadi dewasa atau setidaknya mandiri lah.  Demi semua itu dan demi supaya tetap bisa bareng-bareng sama teman yang paling dekat sama aku alias Teuku Anshar, aku rela dan sok optimis dihadapan keluarga aku, 1001 alasan aku buat supaya mereka ngizini aku untuk bisa sekolah di Banda. Kenapa harus ngikut Teuku Anshar keBanda Aceh ? well, aku jawab dengan sabar ya. Pertama ayahnya Anshar mulai tahun 2009 bertugas di Banda Aceh *sok tahu :D, terus kalau ayahnya pindah tugas ke Banda Aceh otomatis mereka sekeluarga pindah, ya, pernyataan itu dibenarkan Anshar waktu ngurus ijazah. Buat aku, Anshar itu teman yang ngerti dan sesuai sama aku, entah kenapa, kemanapun tempat yang Anshar bawa aku selalu bilang “iya”, eits, itu bukan asal jawab ya, kenapa aku ngga ragu sama Anshar ? yaiyalah ngga ragu, Anshar itu keturunan Teuku, jadi keluarganya itu sangat jelas, Anshar juga pintar, orang pintar itu pasti punya ilmu, nah, jelas kan ? apa perlu meragukan orang yang berilmu dan pintar ? jawabannya jelas “NGGA”. Untuk itu, aku khawatir kalau pisah dari dia ngga bakal nemuin orang seunik Anshar. Hari demi hari keputusan terus aku pikirkan, dan di H-1 pendaftaran ulang di SMAN 1 Banda Aceh, aku ambil keputusan dengan tegas, dan jawabanku “ aku mau sekolah di SMAN 1 Banda Aceh”. Dan.... H-1 Anshar bilang dia ngga lewat di SMAN 1 Banda Aceh, jelas aku shock, aku hampir mau on the road, tapi, saat itu aku udah Bag Packing dan keputusan sekolah disana juga udah bulat. Jadi dengan berat hati aku ke Banda Aceh.

Sebelum lanjut ke Banda Aceh, aku kenalin dulu ya teman-teman SMP-ku sama readers semua :)
Ini waktu main-main ke rumah Dini, ini halaman kosong disamping rumahnya, and FYI cewe yang megang HP itu namanya Nadia Khairunisa alias Strowberry, itu julukannya :D






Ini waktu malam di Bulan Puasa kalau ngga salah tahun 2009 (habis BUBAR), nah, cewe yang samping kanan aku namanya Puteri Rumdarni, kalau cowo yang disamping kiri aku namanya Hilman Triatmojo




To be Continue at Senior High School ya ... :)